Minggu, 30 Oktober 2011

PEMIMPIN DEMOKRATIS

GUS DUR

Sejak reformasi, perjuangan demokrasi kita terarah pada pengakuan hak-hak dasar individu dalam seluruh kerangka kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dari situ kebebasan berbicara dan berekspresi menjadi fokus perhatian. Namun, keterbukaan dan sikap kritis yang menjadi dasar dari demokrasi memiliki target yang jelas, yaitu: agar setiap orang merasa berguna dalam bangunan negeri indonesia tercinta ini.


Gus Dur merupakan sosok yang memperjuangkan demokrasi, Bukan hanya sekadar tataran prosedural, tetapi juga bagaimana substansi demokrasi itu dapat terwujud dalam kehidupan riil keseharian. Gus Dur selalu menganggap bahwa perbedaan adalah suatu rahmat bagi masyarakat. Sedangkan pada bidang ekonomi, Gus Dur mencita-citakan Indonesia dapat seperti negara India yang memproduksi sendiri sebagian besar kebutuhannya.



Hanya dua mantan pemimpin yang bisa memahami dan dipahami oleh rakyatnya, yaitu Gus Dur dan Soekarno. Gus Dur bisa memakai bahasa petani, tetapi juga bisa rileks ketika bertemu dengan para pemimpin negara. Pemimpin seperti inilah yang kita butuhkan.


Dalam hal memaknai demokrasi, Gus Dur menawarkan ajaran dengan cara berbeda. Di tangan Gus Dur, demokrasi menjadi bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siapa saja, tanpa mengurangi substansinya. Tidak harus diucapkan, tapi lebih sering ditunjukkan melalui tindakan. Bahkan aturan dan protokoler Istana Negara dihancurkan. Para kiai Nahdlatul Ulama bisa bebas masuk Istana Negara hanya mengenakan sarung dan sandal. Saat Gus Dur menjadi presiden, Medan Merdeka Utara dikembalikan menjadi istana rakyat.

Praktek berdemokrasi pun ditunjukkan Gus Dur dengan sepenuh hati dan penuh keberanian. Meski, keberanian dan komitmen memperjuangkan nilai demokrasi harus ditebus dengan jabatannya sebagai presiden.

“Kata Gus Dur, demokrasi dan konstitusi itu bukan pasar tempat jual beli jabatan. Jadi, kalau karena mempertahankan prinsip saya harus berhenti jadi presiden, maka saya akan berhenti,” ungkap Mahfud MD, ketua Mahkamah Konstitusi saat memberikan sambutan pada peringatan 40 hari meninggalnya Abdurrahman Wachid, di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.

Menurut Mahfud, prinsip yang tetap teguh dipegang Gus Dur saat menjadi presiden adalah menghindarkan demokrasi dan konstitusi dari sistem jual beli jabatan. Sebelumnya, kata Mahfud, sejumlah elit politik mendesak Gus Dur untuk melakukan resufle kabinet agar tidak banyak protes di DPR. “Waktu itu Gus Dur diminta mereshufle beberapa menteri, namun beliau malah menolak,” terangnya.

Demokrasi Harus Ditegakkan dengan Keberanian
Dalam pemikiran Gus Dur, demokrasi menyangkut kebebasan berbicara dan berpikir, persamaan hak di muka hukum, dan persamaan sikap kepada semua warga negara.

Gus Dur adalah pribadi yang menghormati sistem. Namun, ia bukanlah orang yang mau didikte oleh sistem. Baginya demokrasi bagaikan bola. Bola tidak harus langsung ditembak ke gawang lawan, tetapi juga harus dikejar, direbut, di-dribble, dijadikan passing pendek, diolah dalam kombinasi dan kerja sama tim, dimainkan dalam tempo yang tidak selalu sama.

Bagi Gus Dur, demokrasi bukanlah bola yang hanya harus secepatnya ditendang, tetapi teman bermain dan mitra yang harus dikenal, dibelai, dirawat, dan dicintai dengan kasih sayang. Untuk itu, ia selalu mencoba tabah dan sabar. (Shindunata, cetak.kompas.com)

Menurut Alissa Qotrunnada Munawaroh, putri Gus Dur, sistem pemerintahan demokrasi yang dipilih bangsa Indonesia pada prinsipnya adalah menempatkan masyarakat sebagai majikan. Namun, dalam praktiknya banyak terjadi pengebirian hak-hak masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah.

Alissa berpendapat, hal itu semestinya tidak boleh terjadi. Sebab, lanjut Alissa, dalam demokrasi setiap warga negara baik yang berpendidikan tinggi atau rendah, kaya atau miskin semua diberi kewenangan untuk berpendapat.

Namun, sekali lagi, ditandaskan Alissa, nilai-nilai demokrasi harus diperjuangkan dengan komitmen dan keberanian, sebagaimana yang telah dilakukan Gus Dur semasa hidup. “Berbeda itu tidak salah, malah baik. Justru yang dikampanyekan Gus Dur itu yang itu,” ujarnya. (Ms/Mtb)


NAMA : NURUL HIDAYATI
NPM : 18110909
KELAS : 2KA30
MATKUL : TEORUM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar