Minggu, 02 Desember 2012

Jokowi Si Jakarta-1 Dimataku



JOKOWI, siapa yang tidak mengenalnya? Pemilik nama lengkap Joko Widodo yang dahulu menjabat sebagai walikota solo, namun sekarang telah menjadi gubernur untuk provinsi DKI Jakarta. Kemenangan pasangan Jokowi dalam pemilihan Gubernur Jakarta pada putaran pertama dan kedua menjadi sebuah indikator bahwa masyarakat Indonesia umumnya juga tengah dilanda kerinduan terhadap seorang figur pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional, apa yang terjadi di Jakarta menjadi sebuah barometer kehidupan dan detak jantung masyarakat Indonesia karena Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia merupakan mikrokosmos kehidupan nasional.

Gubernur Jakarta yang sekarang menjadi buah bibir diberbagai perbincangan masyarakat Indonesia bagaikan sebuah oase ditengah apatisme masyarakat yang selama ini telah merasa muak dan bosan melihat tingkah laku para elit politik yang hanya sibuk sendiri dengan politik pencitraan, mementingkan diri sendiri serta kelompoknya dan tidak mampu berempati terhadap jeritan hati nurani rakyat.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau biasa disebut Jokowi memang tidak sering rapat dalam menghadapi berbagai persoalan. Jokowi lebih suka terjun langsung menemui masyarakat.
Hampir setiap hari, Jokowi terjun langsung ke daerah-daerah, menemui warga, memantau banjir, atau melakukan inspeksi mendadak ke kantor-kantor pemerintah di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta.

Untuk urusan rapat, Jokowi terkadang melakukan rapat di tempat tidak biasa. Bukan di ruangan ber-AC seperti di Balai Kota dan hotel. Malah Jokowi memilih rapat kecil-kecilan di jalan raya atau di tempat kumuh.

Tentu inilah sikap pemimpin yang diinginkan masyarakat khususnya warga DKI Jakarta. Sosok pemimpin yang tidak mementingkan pencitraan, sederhana dan lebih memilih terjun langsung untuk mendengar aspirasi masyarakat.
Masyarakat pun berharap sikap dan prilaku Pak Jokowi ini di tiru dan dicontoh oleh para pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak memiliki rasa peduli terhadap jeritan hati masyarakatnya.
Kita tunggu saja gebrakan baru Pak Jokowi untuk Jakarta tercinta ini...

Kaitan Sumber Primer dan Sekunder Untuk Pengembangan Tema Karangan

Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.


1. Sumber Primer

Sumber primer merupakan sumber utama yang memuat informasi asli yang dapat dituangkan dalam bentuk kata, gambar, ataupun objek lainnya. Informasi yang terkandung di dalam sumber primer seringkali tidak mengalami proses penyuntingan, sehingga informasi yang disajikan murni apa adanya. Dengan kata lain, sumber primer merupakan sumber informasi yang tidak dilengkapi oleh penafsiran, evaluasi, analisis, peringkasan, atau berbagai jenis komentar dari si pengarang. Namun demikian, sumber primer tidak diterbitkan hanya dalam bentuk tertulis. Memoar dan sejarah lisan juga dapat dikategorikan sebagai sumber primer sehingga tema karangan masih bersifat orisinil.

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
Tema perlu tertulis dengan jelas dan gamblang tertera dalam surat atau tulisan teknis. Akan tetapi, tema diperlukan sejak awal dan berfungsi sebagai benang penyatu antar setiap bab atau paragrafnya. Setiap bagian dari tulisan tersebut perlu berhubungan dengan tema yang telah ditentukan. Inilah yang menyatukan sebuah karya tulisan.


Sumber primer biasanya dihasilkan oleh orang-orang yang terlibat langsung dalam suatu peristiwa, kegiatan, atau kehidupan seseorang. Sumber primer seringkali dihasilkan pada saat atau sesaat setelah suatu peristiwa terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa sumber primer merupakan bukti pertama dari suatu peristiwa. Beberapa contoh sumber informasi primer, di antaranya yaitu :
- Korespondensi
- Buku harian
- Artefak
- Rekaman sejarah lisan
- Data penelitian
- Foto
- Memoar dan autobiografi
- Pidato
- Karya kreatif
- Peta
- Koran
- Naskah kuno


2. Sumber Sekunder

Secara garis besar, sumber sekunder dapat dipahami sebagai sumber informasi yang menyajikan penafsiran, analisis, penjelasan, ulasan dari pengarang terhadap topik tertentu. Sumber sekunder bisa juga berupa analisis atau paparan yang mengambil sumber primer sebagai objek pembahasannya, sehingga dapat dikatakan bahwa sumber sekunder merupakan reproduksi dari sumber primer. Seringkali, sumber sekunder ditulis atau direkam bertahun-tahun setelah suatu peristiwa bersejarah terjadi. Pada beberapa kesempatan, sumber sekunder juga digunakan sebagai sarana untuk mengajukan pendapat ataupun mengungkapkan pernyataan yang mendukung pendapat penting dari seseorang maupun kelompok tertentu.

Contoh sumber sekunder:

- Monograf / buku teks
- Ensiklopedi
- Paparan tentang fotografi
- Editorial
- Ulasan mengenai pidato
- Artikel majalah atau jurnal
- Analisis data penelitian
- Tinjauan (review) artikel dan literatur
- Tesis dan disertasi
- Biografi
- Indeks dan abstrak
- Kamus


Kesimpulan

Sumber primer merupakan sumber utama yang memuat informasi asli. Informasi yang terkandung di dalam sumber primer seringkali tidak mengalami proses penyuntingan, sehingga informasi yang disajikan murni apa adanya. Suatu sumber primer dapat menjadi sumber sekunder, dan begitu pula sebaliknya, tergantung bagaimana seseorang/pengguna menggunakannya.
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.


Referensi :
http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer/